PPGT Jem. BuntuRannu
Jumat, 17 Desember 2010
Kamis, 09 Desember 2010
TEMA NATAL TAHUN 2010
PESAN DAN TEMA NATAL BERSAMA ANTARA PGI DAN KWI TAHUN 2010
PESAN NATAL BERSAMA
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI) KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI) TAHUN 2010
TEMA NATAL:
Saudara-saudari yang terkasih,“Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia” (bdk. Yoh. 1:9) segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada, Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
SELAMAT NATAL 2010 DAN TAHUN BARU 2011
Jakarta, 12 November 2010
Atas Nama |
|
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI),Pdt. Dr. A.A. YewangoeKetua Umum Pdt. Gomar Gultom, M.Th. Sekretaris Umum
SUMBER:
http://yakomapgi.org/pesan-dan-tema-natal-bersama-antara-pgi-dan-kwi-tahun-2010
|
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI),Mgr. M.D. Situmorang OFM Cap.Ketua Mgr. J.M. Pujasumarta Sekretaris Jenderal |
Jumat, 03 Desember 2010
"KAPAN NIKAH???" "UDAH, JANGAN MILIH-MILIHLAH! !!" "JANGAN LAMA-LAMA!!! !" "JANGAN KEJAR KARIER TERUS DONG!!!"
"KAPAN NIKAH???" "UDAH, JANGAN MILIH-MILIHLAH! !!" "JANGAN LAMA-LAMA!!! !" "JANGAN KEJAR KARIER TERUS DONG!!!"
by : Dewa Klasik Alexander, Universitas Kehidupan Kampus II
Tiba-tiba
kalimat-kalimat norak diatas jadi sering gue denger dari orang-orang
disekitar gue... nyebelin banget! dan mungkin banyak dialamin juga sama
sebagian besar dari kalian semua.
(sorry buat yg udah punya pasangan hehehhe....)
KAPAN
NIKAH???? Ya gak tau! Emang kenapa sih kalo gue masih pengen sendiri?
emangnya gue bakalan membuat penipisan lapisan ozon makin cepat dengan
kesendirian gue.
UDAH JANGAN MILIH-MILIH! !! Kok jangan
milih-milih sih? MEMILIH ITU PENTING. Pada saat gue memutuskan untuk
menikah dengan lawan jenis dan bukan sesama jenis aja. berarti gue sudah
melakukan pemilihan (sadis amat sih contohnya hehehhehe... .) Pada saat
gue memutuskan untuk menikah dengan si A dan bukan si B, berarti gue
sudah melakukan pemilihan. Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan
wanita yang seiman dan bukan yang beda kepercayaan, berarti gue sudah
melakukan pemilihan. SIAPA BILANG JANGAN MILIH-MILIH.
JANGAN
LAMA-LAMA!!! LHAAAA... emangnya gue si hunter (nama ****** teman gue)
yang gak bisa ngeliat doggy betina, langsung dikejar-kejar buat
dikawinin. Dua pribadi yang berbeda membutuhkan waktu untuk saling
mengenal satu sama lain. Lebih baik menyisihkan waktu lebih lama di
waktu pendekatan atau pacaran daripada mengambil keputusan gegabah
dengan resiko menyesal seumur hidup.
JANGAN NGEJAR KARIER
TERUS!!! Gue gak ngejar karier, gue ngejar gajinya hahahha..... nikah
itu butuh modal dan modal itu harus dikumpulin sedikit demi sedikit
bukan jatuh dari langit. Gue justru ngeri ngeliat temen-temen gue yang
berlomba-lomba nikah, kalo gue tanya alasannya pasti karena umur,
desakan orang tua yang mulai malu karena anak gadisnya gak laku-laku,
takut dibilang perawan tua. Ketakutan-ketakutan itulah yang membuat
temen-temen gue "tutup mata" terhadap setiap perbedaan yang justru
sebetulnya sangat penting untuk dipertimbangkan pada masa pacaran apakah
memang "gue itu tulang rusuknya dia" (buat yang cewek) atau apakah "dia
tulang rusuk gue " (buat yang cowok), mereka punya prinsip yang penting
nikah dulu. mereka dengan gampangnya berpikir bahwa karakter buruk yang
sudah tertanam selama berpuluh-puluh tahun didalam diri "sang kekasih"
bisa hilang begitu saja pada saat menikah. Gue tahu mungkin banyak yang
gak setuju dengan pendapat gue, tapi gue gak mau menikah hanya karena
masalah umur, siapa sih yang berhak ngasih patokan umur seseorang untuk
menikah? siapa sih yang berani jamin bahwa nikah di umur 25 tahun akan
lebih bahagia dari yang nikah di umur 30 atau lebih?, coba liat di
catatan sipil, angka perceraian paling tinggi terjadi pada pasangan yang
menikah pada umur yang mana (kalo udah dapet datanya, kasih tau gue ya,
soalnya gue sendiri gak pernah ngecek hahahahh.... . ) Malah menurut
gue menikah diusia 30 atau lebih itu banyak sisi baiknya, karena disitu
biasanya emosi seseorang sudah lebih stabil, kedewasaan temperamen sudah
mulai terbentuk, persiapan materi cukup memadai. (materi itu tetap
harus masuk dalam pertimbangan dong, kan gak bisa bayar listrik sama
bayar telepon pake surat cinta), Gue juga gak mau menikah karena desakan
orang tua atau karena takut dibilang perawan tua, yang ngejalanin
pernikahan itu kan gue bukan mereka, yang bakalan tanggung semua resiko
kalo ada masalah kan gue bukanmereka, perkawinan kan bukan tuk dibuat
main-main apalagi trus kawin - cerai. kebayang gak tuh kalo sampe salah
milih bakalan sengsara seumur hidup.
JADI LU GAK PENGEN
NIKAH? GUBRAKKK.... !!!! gue pasti pengen nikah tapi dengan alasan yang
tepat, gue pengen nikah karena gue menyadari bahwa hidup ini terlalu
berat untuk dijalani sendirian (ceileee...puitis amat lu), gue pengen
nikah karena gue menyadari gue membutuhkan seseorang yang bisa saling
mendukung dalam segi spiritual dan material, gue pengen nikah karena gue
butuh menyayangi seseorang dan butuh untuk disayangi (hihihihi... jadi
malu nih), dan masih banyak lagi... tapi yang jelas gak bisa ditentuin
kapan waktunya, bisa cepet bisa juga lama, kalo soal waktu kan terserah
sama yang DIATAS.
Cinta itu sama seperti orang yang
menunggu bis. Sebuah bis datang, dan kamu bilang, "Wah.. terlalu penuh,
sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh !
Aku tunggu
bis berikutnya aja deh."Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya
dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau
ah.."Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan
dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja.
Bis keempat
berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang,
"Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". Maka kamu membiarkan bis keempat
itu pergi.
Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor.
Ketika
bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk
ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah
menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju ! Dan kau
baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.
Moral dari
cerita ini: sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar
'ideal' untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang
100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah
bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia.
Tidak ada
salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya
juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita.
Tentunya
dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata
memang tidak cocok, apa boleh buat.. tapi kamu masih bisa berteriak
'Kiri' ! dan keluar dengan sopan.Maka memberi kesempatan pada yang
berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita
harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup
ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.
Cerita ini juga
berarti, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kosong, kamu sukai dan
bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat
berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu, agar dia
dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena
menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan
sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia.
"DON'T PUSH ME TO GET MARRY SOON, LET ME WAIT MY TIME,CAUSE MY GOD WILL PROVIDE ME THE BEST PERSON WHEN THE TIME COMES."
Selasa, 30 November 2010
01 Des 2010
Natal Yang Indah.....
Artikel Natal
[SIZE=4]Biarlah Setiap Hari adalah NATAL[/SIZE]
Setiap Tahun di Bulan Desember kita selalu disibukkan dengan perayaan Natal. Persiapan untuk natal bukan hanya dilakukan oleh orang Kristen dan Gereja saja, tapi oleh semua orang dan pusat perbelanjaan, bahkan sampai Ikan Hiu pun merayakan Natal di Sea world.
Apakah Natal hanya sekedar pesta dan perayaan ? Natal sekarang indentik dengan baju baru, sepatu baru, dan lain-lain, sehingga tidaklah mengherankan jika banyak pusat perbelanjaan menawarkan “Christmas Sale” dan berbagai macam promosi untuk menarik orang berbelanja. Apakah Natal harus penuh dengan kemewahan ?
Ketika Natal pertama kali dilakukan adalah suatu natal yang sederhana. Bukan Maria dan Yusuf tidak mampu, sehingga memilih sebuah kandang dan palungan untuk istri dan anaknya. Atau apakah Allah tidak mampu memilih “Maria” lain yang merupakan seorang puteri Raja atau bangsawan, sehingga Yesus sebagai Putra Allah mendapatkan tempat yang lebih layak. Namun Natal melambangkan suatu sikap rendah hati dan kerelaan mau berkorban atau memberi untuk orang lain.
Ketika Natal kita mengetahui makna Natal adalah waktu memberi bagi orang lain. Apakah yang telah kita berikan, untuk sesama kita dan Tuhan ? Ada tiga hal yang patut kita pikirkan dalam hal “memberi” yakni berikan dirimu kepada Tuhan, yang kedua berikan dirimu kepada sesamamu, dan yang ketiga adalah memberi harta kita untuk orang lain.
Pertama Berikan dirimu untuk Tuhan. Tujuan utama Kristus lahir di dunia ini adalah memberikan keselamatan bagi orang yang percaya pada-Nya. Ketika kita menjadi “orang-orang yang diselamatkan”, namun tidak menyerahkan diri kita sepenuhnya untuk “dipakai” oleh Tuhan, maka apa artinya keselamatan yang kita peroleh. Natal melambangkan sikap rendah hati dan kerelaan mau berkorban untuk orang lain. Sudahkah kita dengan sikap rendah hati dan rela untuk dibentuk oleh Tuhan terlebih dahulu, sehingga kita dapat “dipakai” oleh-Nya untuk orang lain bagi kemuliaan nama-Nya ?
Kedua Berikan dirimu Kepada sesamamu. Seringkali kita sebagai orang Kristen menjadi seorang yang egois, yang tidak pernah “memberikan” keselamatan yang kita peroleh untuk orang lain. Jangankan untuk orang lain, untuk saudara seimanpun kita seringkali terlalu egois. Tidak pernah menjadi sahabat bagi saudara seiman kita. Terlalu banyak pertimbangkan untuk bersahabat, padahal dia adalah saudara seiman. Terlalu banyak orang merasa kesepian dan hampa di sekitar kita, termasuk dalam gereja dan Lingkungan dimana kita berada. Ingat natal adalah melambangkan suatu sikap rendah hati dan kerelaan mau berkorban atau memberi untuk orang lain. Sudahkah kita melakukannya, walaupun itu adalah orang yang paling kita benci ?
Ketiga memberi harta bagi orang lain. Natal adalah moment yang tepat untuk memberi, namun seringkali orang terjebak dengan moment. Jika bukan Natal, jarang sekali kita orang Kristen mau memberi. Padahal begitu banyak orang-orang yang mengalami kemiskinan dan kesusahan, yang memerlukan bantuan anda tidak hanya di Hari Natal saja. Ketika kita diberikan sedikit harta duniawi, sudah kita menyisihkan sedikit untuk mereka yang susah ? Saya jadi teringat dengan kata-kata pengemis kecil dalam bis, Gope (500) dan Ceceng (1000) tidak membuat anda menjadi miskin. Sudahkah kita mempunyai hati yang tulus dalam memberi ?
Marilah Kita jadikan moment Natal tahun ini, membuat kita memikirkan kembali makna Natal dan sesungguhnya, dan biarlah di tahun ini Natal itu lahir dalam hati kita semua. Biarlah Kita menjadikan diri kita “hadiah Natal” terindah buat orang lain, dengan kehadiran kita sebagai sahabat dan melalui harta yang kita miliki , bukan hanya di Hari Natal. Namun setiap hari dalam hidup kita adalah natal untuk orang lain.
by. http://www.akupercaya.com/renungan-harian/4440-artikel-natal.htmlMari belajar dan Bertumbuh bersama
Sabtu, 13 November 2010
Kamis, 21 Oktober 2010
Kata Indah
Hidup ini seperti deretan tuts piano,
Putih kebahagiaan,,,,
Hitam kesedihan,,,,,
Tapi lembut jemari Tuhan memainkan muzik yang indah, karena itu bersyukurlah selalu buat hidup ini......
Putih kebahagiaan,,,,
Hitam kesedihan,,,,,
Tapi lembut jemari Tuhan memainkan muzik yang indah, karena itu bersyukurlah selalu buat hidup ini......
The Friendship Rainbow
Suatu ketika, warna-warna pelangi mulai bertengkar.
Masing-masing berpendapat bahwa dialah yang terbaik, yang terutama, dan yang terpopuler.
Si Hijau berkata:
Si Biru menginterupsi:
Kuning tertawa kecil:
“Kalian begitu serius! Aku pembawa keriangan, keceriaan dan kehangatan di bumi ini. Kuning adalah matahari, bulan dan juga bintang. Setiap saat kau mengamati bunga matahari, maka dunia pun mulai tersenyum. Tanpaku, tak akan ada kegembiraan. “
|
“Terus terang saja, akulah yang
Jingga menimpali:
enting. Aku adalah harapan. Pohon, rerumputa, juga dedaunan memilih warnaku. Tanpa aku, hewan-hewan akan mati. Lihatl
“Aku adalah warna kesehatan dan kebugaran. Boleh jadi aku warna yang langka, tetapi aku berharga. Aku banyak memberi vitamin yang menjaga kehidupan manusia. Lihat saja wortel, labu, jeruk, mangga, juga pepaya. Aku memang tidak terlihat setiap saat. Tapi, warnaku memenuhi langit tatkala fajar dan tatkala mentari terbenam. Tak ada keindahan yang seindah ini. Kecantikanku sungguh memukau.”
|
ah ke segala penjuru negeri ini, aku ada di mana-mana.”

Si Merah tak tahan juga dan mulai berteriak:
“Aku adalah penguasa kalian semua! Aku adalah d a r a h - darah adalah kehidupan! Aku adalah lambang keberanian dan lonceng bahaya. Aku akan berjuang, tak kenal takut. Aku pemberi semangat di dalam tubuh. Tanpaku dunia akan sepi seperti rembulan. Aku adalah warna gairah dan semangat. Seperti juga mawar merah - tanda cinta.”
|
Si Ungu pun angkat bicara:
Ia sangat tinggi dan berbicara penuh keanggunan: “Aku adalah warna kesetiaan dan kekuasaan. Raja dan pemimpin senantiasa memilih aku sebagai lambang kewenangan dan kebijaksanaan. Rakyat tak akan pernah menyanggah. Mereka mendengar dan patuh”
|
Akhirnya Si Nila berbicara,
lebih tenang dari yang lain, tetapi dengan segala keteguhan hati:
“Perhitungkan aku juga. Aku adalah warna keteduhan. Kalian hampir tidak memperhatikannya. Tanpaku, kalian semua tidak berarti. Aku mewakili pikiran dan refleksi dari kedewasaan senjakala dan kedalaman air. Kalian membutuhkan aku agar dapat melihat perbedaan serta keseimbangan dalam doa dan kedamaian hati.”
|
Warna-warna itu saling membual, masing-masing berusaha meyakinkan bahwa dialah yang terhebat. Mereka berperang kata dan berteriak semakin keras. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kilat yang menyambar serta suara guntur yang menggelegar. Hujan tercurah lebat tanpa belas kasihan. Warna-warna meringkuk ketakutan, saling merapat mencoba memperoleh rasa aman.
Di tengah kegaduhan itu, Hujan berkata:
“Kalian warna-warna tolol, saling bertengkar untuk memenangkan perdebatan ini. Tahukah kalian semua? Bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk suatu tujuan yang istimewa, unik dan saling berbeda. Saling bergandengan tangan dan kemarilah.”
Warna-warna itu pun bersatu saling bergandengan tangan.
Sang Hujan meneruskan
lagi:
“Mulai sekarang, apabila hujan turun, kalian
akan membentangkan diri di langit bagaikan busur raksasa, sebagai tanda bahwa
kalian cinta hidup dalam damai.
- Pelangi - tanda harapan akan hari
esok.”
Maka, di mana pun hujan membasahi bumi
dan pelangi menghiasi langit,
ingatlah untuk saling mengasihi dan
menghormati satu sama lain.
Persahabatan itu
bagaikan pelangi:
Merah bagaikan buah
apel, terasa manis di dalamnya.
Jingga
bagaikan kobaran api yang tak akan pernah padam.
Kuning
bagaikan mentari yang menyinari hari-hari kita.
Hijau
bagaikan tanaman yang tumbuh subur.
Biru bagaikan
air jernih alami.
Ungu
bagaikan kuntum bunga yang merekah.
Nila-lembayung
bagaikan mimpi-mimpi yang mengisi kalbu.
Langganan:
Postingan (Atom)