Kamis, 21 Oktober 2010

Kata Indah

Hidup ini seperti deretan tuts  piano, 
Putih kebahagiaan,,,,
Hitam kesedihan,,,,,
Tapi lembut jemari Tuhan memainkan muzik yang indah, karena itu bersyukurlah selalu buat hidup ini......

The Friendship Rainbow



Suatu ketika, warna-warna pelangi mulai bertengkar.
Masing-masing berpendapat bahwa dialah yang terbaik, yang terutama, dan yang terpopuler.

Si Hijau berkata:


 

Si Biru menginterupsi:
 
Kuning tertawa kecil:




“Kalian begitu serius! Aku pembawa keriangan, keceriaan dan kehangatan di bumi ini. Kuning adalah matahari, bulan dan juga bintang. Setiap saat kau mengamati bunga matahari, maka dunia pun mulai tersenyum. Tanpaku, tak akan ada kegembiraan. “
 “Terus terang saja, akulah yang
Jingga menimpali: 
 enting. Aku adalah  harapan. Pohon, rerumputa, juga dedaunan memilih warnaku. Tanpa aku, hewan-hewan akan mati. Lihatl
“Aku adalah warna kesehatan dan kebugaran. Boleh jadi aku warna yang langka, tetapi aku berharga. Aku banyak memberi vitamin yang menjaga kehidupan manusia. Lihat saja wortel, labu, jeruk, mangga, juga pepaya. Aku memang tidak terlihat setiap saat. Tapi, warnaku memenuhi langit tatkala fajar dan tatkala mentari terbenam. Tak ada keindahan yang seindah ini.  Kecantikanku sungguh memukau.”
ah ke segala penjuru negeri ini, aku ada di mana-mana.” 


Si Merah tak tahan juga dan mulai berteriak:
“Aku adalah penguasa kalian semua! Aku adalah d a r a h - darah adalah kehidupan! Aku adalah lambang keberanian dan lonceng bahaya. Aku akan berjuang, tak kenal takut. Aku pemberi semangat di dalam tubuh. Tanpaku dunia akan sepi seperti rembulan. Aku adalah warna gairah dan semangat. Seperti juga mawar merah - tanda cinta.”
 
Si Ungu pun angkat bicara: 

Ia sangat tinggi dan berbicara penuh keanggunan: “Aku adalah warna kesetiaan dan kekuasaan. Raja dan pemimpin senantiasa memilih aku sebagai lambang kewenangan dan kebijaksanaan.  Rakyat tak akan pernah menyanggah. Mereka mendengar dan patuh”

Akhirnya Si Nila berbicara,
lebih tenang dari yang lain, tetapi dengan segala keteguhan hati: 

“Perhitungkan aku juga. Aku adalah warna keteduhan. Kalian hampir tidak memperhatikannya. Tanpaku, kalian semua tidak berarti. Aku mewakili pikiran dan refleksi dari  kedewasaan senjakala dan kedalaman air. Kalian membutuhkan aku agar dapat melihat perbedaan serta keseimbangan dalam doa dan kedamaian hati.”


Warna-warna itu saling membual, masing-masing berusaha meyakinkan bahwa dialah yang terhebat. Mereka berperang kata dan berteriak semakin keras. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kilat yang menyambar serta suara guntur yang menggelegar. Hujan tercurah lebat tanpa belas kasihan. Warna-warna meringkuk ketakutan, saling merapat mencoba memperoleh rasa aman.
Di tengah kegaduhan itu, Hujan berkata:
“Kalian warna-warna tolol, saling bertengkar untuk memenangkan perdebatan ini. Tahukah kalian semua? Bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk suatu tujuan yang istimewa, unik dan saling berbeda. Saling bergandengan tangan dan kemarilah.”
Warna-warna itu pun bersatu saling bergandengan tangan.

Sang Hujan meneruskan lagi:
Mulai sekarang, apabila hujan turun, kalian akan membentangkan diri di langit bagaikan busur raksasa, sebagai tanda bahwa kalian cinta hidup dalam damai.
- Pelangi - tanda harapan akan hari esok.”
Maka, di mana pun hujan membasahi bumi dan pelangi menghiasi langit,
ingatlah untuk saling mengasihi dan menghormati satu sama lain.
Persahabatan itu bagaikan pelangi:
Merah bagaikan buah apel, terasa manis di dalamnya.
Jingga bagaikan kobaran api yang tak akan pernah padam.
Kuning bagaikan mentari yang menyinari hari-hari kita.
Hijau bagaikan tanaman yang tumbuh subur.
Biru bagaikan air jernih alami.
Ungu bagaikan kuntum bunga yang merekah.
Nila-lembayung bagaikan mimpi-mimpi yang mengisi kalbu.

Rabu, 20 Oktober 2010

Tetaplah berlari! (a letter from God)


Tetaplah berlari! (a letter from God)
AnakKu yang terkasih, Aku hampir tidak percaya ketika membaca suratmu.
Bukankah baru beberapa minggu yang lalu engkau berjanji tidak akan
menyerah? Aku tahu, mungkin minggu-minggu ini terasa sangat sulit
bagimu, tapi, anakKu, kuatkan hatimu. Tetaplah berlari dalam track
yang sudah kusediakan karena Aku tahu yang terbaik bagimu. Bila kau
merasa lelah, berhentilah sejenak, ambil roti dan air hidup yang
PutraKu telah tawarkan dan makanlah. Aku yakin, setelah kau
mendapatkan keduanya, kau akan merasa segar kembali. Setelah itu,
tarik nafas dalam-dalam dan mulai langkahkan kakimu untuk bergerak
maju. Fokuskan pandanganmu pada apa yang ada di depanmu, pada tujuan
yang kau miliki, yaitu menyelesaikan perlombaan dan menjadi juara.

Buanglah kemarahan dan sakit hati yang menghantui pikiranmu. Amarah
dan sakit hati itu tidak ada gunanya, hanya menguras tenaga dan
menghambatmu mencapai tujuan. Terkadang Aku mengijinkan hal-hal yang
buruk terjadi karena Aku ingin melatihmu. Aku ingin kaki-kakimu
menjadi lebih kuat daripada sebelumnya. Dengan begitu engkau dapat
berlari dengan lebih cepat. Berhentilah mengasihani dirimu sendiri,
berdirilah tegap, dan punyailah mental seorang pemenang. Seorang
pemenang, bukan dilihat dari berapa kali ia sukses meraih gelar juara.
Di mataKu, seorang pemenang adalah seorang yang tidak pernah menyerah
terhadap kegagalan, yang mau bangkit setiap kali ia jatuh. Karena itu,
jangan pernah menyerah ketika kau jatuh tersandung kerikil-kerikil di
sepanjang jalanmu. Jangan pula kau merasa malu terhadap dirimu
sendiri. Angkat kepalamu dan teruskan perjalananmu mencapai finish.

Ketika pertandingan dimulai, Kuharap kau bisa mengacuhkan omongan
orang-orang yang menonton di bangku stadion. Jangan merasa sombong
karena pujian atau karena kau diunggulkan. Pujian dan pengagungan yang
keluar dari mulut mereka terkadang hanya sekedar basa-basi di depan
para juara. Tak jarang, kata-kata manis itu akan segera berubah
menjadi kritikan pedas dan kecaman ketika para juara itu gagal. Karena
itu, kau juga tidak perlu risau ketika mendengar pernyataan-pernyata an
skeptis yang mengatakan engkau pasti kalah. Kau bukan bertanding atas
kemauan mereka. Kau juga tidak hidup berdasarkan omongan mereka.
Pelari yang berpengalaman tahu akan hal itu. Karena itu, tidak usah
pusing dengan perkataan-perkataan mereka. Fokuskan pikiranmu pada
tujuan yang semula, bukan untuk mendapatkan pujian atau penghargaan
dari orang lain, tapi untuk menyelesaikan pertandingan. Aku,
Pelatihmu, tidak pernah meragukan kemampuan yang kau miliki. Aku tahu
seberapa besar potensi yang ada padamu dan Aku tahu kau pasti bisa
mencapai garis finish dengan gemilang.
Selamat berjuang anakKu, Aku menunggumu di garis finish.

Yang mengasihimu,
Ayahmu, Pelatihmu, Sahabatmu, Penonton setiamu

Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Filipi 3:13b-14)
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. (1 Korintus 9:26-27)
Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Korintus 12:9b-10)
Yang ku hendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematiann-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati (Filipi 3:10-11)
Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)