Rabu, 20 Oktober 2010

Tetaplah berlari! (a letter from God)


Tetaplah berlari! (a letter from God)
AnakKu yang terkasih, Aku hampir tidak percaya ketika membaca suratmu.
Bukankah baru beberapa minggu yang lalu engkau berjanji tidak akan
menyerah? Aku tahu, mungkin minggu-minggu ini terasa sangat sulit
bagimu, tapi, anakKu, kuatkan hatimu. Tetaplah berlari dalam track
yang sudah kusediakan karena Aku tahu yang terbaik bagimu. Bila kau
merasa lelah, berhentilah sejenak, ambil roti dan air hidup yang
PutraKu telah tawarkan dan makanlah. Aku yakin, setelah kau
mendapatkan keduanya, kau akan merasa segar kembali. Setelah itu,
tarik nafas dalam-dalam dan mulai langkahkan kakimu untuk bergerak
maju. Fokuskan pandanganmu pada apa yang ada di depanmu, pada tujuan
yang kau miliki, yaitu menyelesaikan perlombaan dan menjadi juara.

Buanglah kemarahan dan sakit hati yang menghantui pikiranmu. Amarah
dan sakit hati itu tidak ada gunanya, hanya menguras tenaga dan
menghambatmu mencapai tujuan. Terkadang Aku mengijinkan hal-hal yang
buruk terjadi karena Aku ingin melatihmu. Aku ingin kaki-kakimu
menjadi lebih kuat daripada sebelumnya. Dengan begitu engkau dapat
berlari dengan lebih cepat. Berhentilah mengasihani dirimu sendiri,
berdirilah tegap, dan punyailah mental seorang pemenang. Seorang
pemenang, bukan dilihat dari berapa kali ia sukses meraih gelar juara.
Di mataKu, seorang pemenang adalah seorang yang tidak pernah menyerah
terhadap kegagalan, yang mau bangkit setiap kali ia jatuh. Karena itu,
jangan pernah menyerah ketika kau jatuh tersandung kerikil-kerikil di
sepanjang jalanmu. Jangan pula kau merasa malu terhadap dirimu
sendiri. Angkat kepalamu dan teruskan perjalananmu mencapai finish.

Ketika pertandingan dimulai, Kuharap kau bisa mengacuhkan omongan
orang-orang yang menonton di bangku stadion. Jangan merasa sombong
karena pujian atau karena kau diunggulkan. Pujian dan pengagungan yang
keluar dari mulut mereka terkadang hanya sekedar basa-basi di depan
para juara. Tak jarang, kata-kata manis itu akan segera berubah
menjadi kritikan pedas dan kecaman ketika para juara itu gagal. Karena
itu, kau juga tidak perlu risau ketika mendengar pernyataan-pernyata an
skeptis yang mengatakan engkau pasti kalah. Kau bukan bertanding atas
kemauan mereka. Kau juga tidak hidup berdasarkan omongan mereka.
Pelari yang berpengalaman tahu akan hal itu. Karena itu, tidak usah
pusing dengan perkataan-perkataan mereka. Fokuskan pikiranmu pada
tujuan yang semula, bukan untuk mendapatkan pujian atau penghargaan
dari orang lain, tapi untuk menyelesaikan pertandingan. Aku,
Pelatihmu, tidak pernah meragukan kemampuan yang kau miliki. Aku tahu
seberapa besar potensi yang ada padamu dan Aku tahu kau pasti bisa
mencapai garis finish dengan gemilang.
Selamat berjuang anakKu, Aku menunggumu di garis finish.

Yang mengasihimu,
Ayahmu, Pelatihmu, Sahabatmu, Penonton setiamu

Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Filipi 3:13b-14)
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. (1 Korintus 9:26-27)
Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Korintus 12:9b-10)
Yang ku hendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematiann-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati (Filipi 3:10-11)
Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)